Apakah Hipertensi (Darah Tinggi) Bisa Sembuh?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang tidak asing lagi. Namun, hipertensi seringkali dianggap sebagai kondisi yang tidak penting karena tidak menunjukkan gejala hingga timbul komplikasi. Satu-satunya cara untuk memastikan kondisi ini adalah dengan memeriksa tekanan darah Anda.

 

Jika tekanan darah Anda meningkat, meskipun dokter menyatakan Anda menderita hipertensi, Anda tetap harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan secara rutin. Tujuan pengobatan ini adalah untuk mencegah komplikasi.

 

Sayangnya, tidak jarang penderita darah tinggi hanya minum obat saat mengalami gejala yang sering digambarkan sebagai sakit kepala. Faktanya, sakit kepala ini mungkin merupakan komplikasi dari tekanan darah tinggi, bukan hanya gejala. Kebanyakan pasien berhenti minum obat karena merasa sudah sembuh. Lantas apakah tekanan darah tinggi bisa disembuhkan?

 

Yuk bahas lebih lanjut mengenai hipertensi agar Anda dan orang tercinta bisa terhindar dari kondisi ini bahkan komplikasinya!

 

Mengenali tekanan darah tinggi
Mengukur tekanan darah memberikan gambaran besarnya tekanan yang diberikan darah pada pembuluh darah Anda. Hasil pengukuran tekanan darah normal adalah 90 hingga 120/60 hingga 80 mmHg. Jika hasil pengukuran tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih tinggi, kondisi tersebut dapat digolongkan sebagai hipertensi. Karena hipertensi tidak menunjukkan gejala, penderita seringkali tidak menyadari kondisinya hingga timbul komplikasi.

 

Memang benar, tekanan darah tinggi jika tidak ditangani dalam jangka waktu lama akan menyebabkan robekan kecil pada pembuluh darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung atau gagal jantung.

 

Apakah penyakit hipertensi (darah tinggi) bisa disembuhkan?
Sayangnya, hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun hipertensi dapat dikontrol agar tidak bertambah parah dan menimbulkan komplikasi. Penderita darah tinggi dapat mengontrol tekanan darah tingginya dengan menjaga pola hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter.

 

Sebaliknya, hipertensi bisa kambuh dan bertambah parah bila penderita hipertensi tidak mengatur pola hidupnya. Oleh karena itu, penderita hipertensi perlu mengelola tekanan darahnya dengan baik agar terhindar dari komplikasi yang serius.

 

Jenis-jenis hipertensi
Secara umum jenis-jenis hipertensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Namun, ada juga beberapa jenis hipertensi yang terjadi karena dipicu oleh kondisi tertentu. Berikut beberapa jenis hipertensi yang perlu Anda ketahui:

 

1. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebabnya atau tidak disebabkan oleh penyakit lain.

 

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder, peningkatan tekanan darah akibat penyakit lain yang pernah diderita seseorang di masa lalu, seperti penyakit ginjal, dapat menyebabkan hipertensi sekunder.

 

3. Hipertensi jas putih
Hipertensi jas putih, suatu kondisi peningkatan tekanan darah yang hanya terjadi bila diperiksa oleh tenaga medis atau fasilitas kesehatan.

 

4. Hipertensi terselubung
Hipertensi terselubung, hasil pemeriksaan tekanan darah hanya meningkat jika dilakukan pemeriksaan di rumah, sedangkan bila dilakukan pemeriksaan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, hasil pemeriksaan tekanan darah tinggi adalah normal.

 

5. Hipertensi saat tidur
Hipertensi saat tidur malam (nocturnal hipertensi), yaitu peningkatan tekanan darah yang hanya terjadi pada saat tidur malam.

 

Terkadang hipertensi primer dan hipertensi sekunder dapat terjadi secara bersamaan. Artinya, seseorang mungkin menderita hipertensi primer, tekanan darahnya menjadi lebih buruk atau meningkat sebagai komplikasi penyakit lain.

 

 

Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi seringkali tidak spesifik sehingga banyak orang yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit ini. Faktanya, terkadang penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa pun meski tekanan darahnya sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Oleh karena itu, hipertensi sering dianggap sebagai silent killer.

 

Secara umum gejala hipertensi yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

  1.  Kembung dan sakit kepala
  2. Mimisan
  3. Kulit kemerahan (terutama pada wajah dan leher)
  4. Gangguan penglihatan

 

Penyebab hipertensi
Sebenarnya penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti karena merupakan gabungan dari banyak faktor. Beberapa penyebab paling umum antara lain:

  • Kebiasaan makan yang tidak sehat, antara lain mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi lemak jenuh, dan makanan tinggi garam.
  • Konsumsi minuman berkafein atau beralkohol secara berlebihan.
  • Tidak berolahraga secara teratur dan duduk kurang lebih tepat disebut gaya hidup sedentary.
  • Kegemukan, bahkan obesitas.
  • Mengalami gangguan tidur (terutama insomnia) atau kurang tidur
  • Memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga

Sedangkan untuk hipertensi sekunder, minimal ada 1 faktor medis yang ditentukan oleh dokter. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi adalah:

  • Konsumsi obat-obatan tertentu, antara lain pil KB, obat anti inflamasi nonsteroid, dan obat penekan imunitas tubuh.
  • Orang sedang merokok.
  • Mengalami gangguan ginjal.
  • Memiliki penyakit kronis, seperti apnea tidur obstruktif dan diabetes.

 

Faktor Risiko Hipertensi
Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi, yakni:

  • Berusia di atas 64 tahun 
  • Sedang mengalami stres berat
  • Sedang hamil
  • Mengalami kelainan hormonal
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi
  • Tidak rutin berolahraga
  • Sering mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar
  • Banyak mengkonsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya
  • Kebiasaan merokok
  • Kurang tidur atau sulit tidur

Pengobatan Hipertensi
Sebelum mengobati hipertensi, dokter akan mengambil riwayat kesehatan terlebih dahulu dan melakukan pemeriksaan fisik yang didukung dengan beberapa pemeriksaan tambahan. Jika semua hasil pemeriksaan tersebut memastikan bahwa kondisi Anda termasuk hipertensi, dokter akan menyarankan pengobatan hipertensi yang tepat.

 

Secara umum tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah dan menjaganya dalam batas normal. Untuk mencapai tekanan darah normal, dokter seringkali menyarankan perubahan gaya hidup. Obat antihipertensi juga akan diresepkan oleh dokter, tergantung pada hasil tekanan darah Anda, faktor risiko, dan kondisi lainnya. Konsultasikan segera ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.

Bagikan Artikel ini